Minggu, 22 November 2009

ramalan ayahku

Ayahku Jumiin, pengikut Tarekat At-Tijaniah, beliau ahli ibadah dan senang membaca salawat Fatih; Ketika masih hidup beliau mengatakan dan bertanya sama aku, nak.. Kalau nanti ayahmu meninggal dunia apakah kamu mantahlilkan atau tidak ? Saat itu aku berfikir kenapa ayahku berkata seperti itu, hatiku ingin menangis, apakah itu merupakan tanda perpisahan ?; Aku waktu itu tidak menjawab,....ayahku melanjutkan pembicaraan: ...."kalau aku (kata ayah) yang menjadi anak, maka harus dilihat, kalau ayahnya senang tahlil, maka harus ditahlilkan, tetapi kalau orang tua tidak suka tahlil, maka tidak usah ditahlilkan; Sudahlah .....kamu berangkat tugas ke wamena,....nanti kamu tidak akan melihat bapakmu meninggal dunia;
Setelah ayah meramal jarak 1 tahun, benar ayahku meninggal dunia dan aku tidak mengetahui/tidak sempat melihat janazah beliau;.......semoga arwah ayah diterima tuhan;
Yang sangat lucu, bahwa Tradisi orang yang akan berangkat hajji selalu diantar ke asramah hajji; Waktu itu almarhum ayahku mau berangkat hajji kurang 4 hari; Ayahku berwasiat sama keluarga, teman-teman dekatnya dan para tetangga;...bahwa kalau ia berangkat hajji tidak mau diantar ke asramah hajji; Ayah meminta para kerabat, teman dan tetangga cukup diantar sampai Masjid saja; Orang-orang pada heran apalagi keluarga sangat heran, dan sebagian keluarga ada yang marah, kenapa wak Jumiin seperti itu, ternyata pembicaraan ayahku benar, karena sebelum berangkat hajji ayahku meninggal dunia dan orang-orang hanya mengantar janazahnya di Masjid bukan di asrama haji Surabaya;
Ayahku,...sungguh kau luar biasa, maskipun ayah tidak pernah sekolah, tetapi menjadi Tokoh masyarakat, dia sempat menjadi Ketua Rt. Ketua Sinaman, Ketua Banser, Ketua NU di kampung, Ayahku seorang muadzzin, rajin beribadah, teguh pendiriannya dan disegani masyarakat; selain itu maskipun ayahku bukan orang yang kaya, tetapi suka membentu fakir miskin, dan tenaganya dicurahkan untuk kepentingan masyarakat; Ketika meninggal dunia, janazahnya dibawa ke masjid yang mensholati di Masjid sampai penuh dan berulang sampai 3 kali; Pernah K.Khudhari menanyakan kepada saya,..belum ada dikampung ini yang melayat sebesar ini, bahkan Kiyaipun masih kalah, ada apa ini, apa amalan orang tuamu yang kamu tahu ? waktu itu saya hanya menjawab,....ayahku sejak muda senang shalat Tahajjud, dan istiqamah membaca shalawat fatih ( 1000 kali ) setiap malam, selain itu ayaku suka berjamaah di masjid dan suka menolong orang lain; MASYAALLAH,......ayahku luar biasa, dan aku selalu ingin mencontoh tetapi sangat sukar sekali istiqamah;

cerita ramalan

sewaktu ayahk mau menikah dengan ibu tiriku, nenek tidak menyetujuinya, dia bilang kalau menikah jangan cari yang berasal dari desa Danten/bungah nanti kamu kalah, ayahku waktu itu sempat marah dan mengatakan, ...mak, kamu kayak Tuhan saja dapat menentukan umur...., nenek bilang..., gak tahu cung (panggilan untuk anak laki-laki) pokoknya kalau kamu menikahi perempuan itu umurmu tidak panjang. Ternyata setelah menikah, benar yang dikatakan nenek, hanya beberapa tahun ayahku menikah dengan ibu sarah, ayahku meninggal dunia;
Lain lagi dengan ramalan Gus Kabi yaitu kakak kandung nenek, dia mengetahui sebagian hal-hal yang gaib. Alkisah.....Dia mengatakan nanti kalau hari......tanggal......tahun (lupa) semua saudaraku dan famili-familiku tolong kumpul semua; Setelah kumpul, Gus kabi mengatakan,.. nanti sekitar jam lima sore aku akan pergi jauh dan tidak akan kembali (maksunya akan mati) tolong jangan ada yang menangis, biar rohku tidak kesorang-kesorang (biar diterima Tuhan); ketika jam lima, maka benar,..Gus kabi meninggal dunia;.. tidak lama ada yang menangis (nyai Kasrik),....maka Gus kabi hidup kembali, dan mengatakan,... sudah kubilan jangan menangis masih menangis, akhirnya Nyai Kasrik (adik kandungnya) berdiam, kemudian Gus kabi meninggal Dunia untuk selamanya.

Ramalan Nenek

Nenekku qamariyah (deh ya) pernah menceritakan, bahwa kakek masher sewaktu merantau pernah diramal melalui burung gelatek, kalau nanti istrinya hamil, maka kalau anak yang lahir laki-laki maka anaknya 1 (satu) orang laki-laki, cucunya 1 orang laki dan buyutnya 1 orang laki-laki. waktu itu saya sempat bertanya kalau begitu cangganya berapa orang ? nenek tidak tahu. Ramalan tersebut sangat tepat, ternyata nenek punya anak seorang laki-laki yaitu ayahku sendiri yang bernama Jumiin, kemudian Jumiin mempunyai anak bernama Ahmad Siddiq(saya sendiri), dan Ahmad Siddiq mempunyai seorang anak laki-laki bernama Ahmad Arizuddin.

Rabu, 18 November 2009

ramalan

sewaktu aku tamat Madrasah aku pernah diramal oleh kakek buyutku yang masih mempunyai darah biru Kerajaan Pengging, beliau memanggilku dan yangkung Romli Anwar,SH. Ketika aku dan yangkung war duduk,dia mungkin Mukasyafat dan mengatakan : Siddiq dan War, nanti kalau kamu besar dan sudah selesai sekolah maka kamu akan menjadi hakim, war harus jadi jaksa dulu, tetapi siddiq harus jadi pegawai dulu; Benar kata kakek buyutku,.. saya th 1991 menjadi pegawai di Pengadilan Agama Wamena, sedang yangkung War menjadi Jaksa di Kediri; Kemudian th 1995 aku mengikuti Tes Cakim, alhamdulillah aku lulus dan SK hakimku ditempatkan di wamena. Th 1999 aku ditugaskan menjadi hakim di Pengadilan Agama Sentani; th 2003 aku dimutasikan menjadi Wakil Ketua di Pengadilan Agama Sorong, dan th 2007 hingga 2009 aku menjadi Ketua di Pengadilan Agama Merauke; sedangkan yangkung Romli Anwar terakhir th 2009 menjdi Ketua di Pengadilan Negeri Lamongan dan pada bulan Pebruari 2009 beliau pensiun; Sungguh ramalan yang luar biasa yang dimiliki kakek buyutku; Beliau rajin ibadah dan sejak muda selesai shalat lima waktu beliau selalu membaca surat yasin; beliau orang yang sabar dan sangat bijak alhamdulillah;

silsilah

Drs. H. A. Siddiq,MH lahir di Wlingi pada tg 26 Juni 1957 dari seorang ibu yang bernama Umu Rayyanah (almarhumah) dari seorang ayah bernama M. Jumin bin Masir dari sebuah desa terpencil di gresik desa Tanjung widoro mengare kecamatan Bungah Gresik